Pengalaman Aksa ke dokter gigi

Pergi ke dokter gigi… (ga mauuuuu….)

aksa pasti akan menjerit kalau sudah ditawari pergi kedokter gigi. Aksa saat itu berusia 6,8  tahun, masih punya sederet gigi putih dan sehat.

Itu karena aksa tidak begitu suka dengan makanan manis apalagi mengunyah permen. Tapi seiring dengan waktu teryata bagian kiri dan kanan giginya ada yang berlubang. Bagian yang kanan, lubangnya sih kecil tapi dalam makanya tidak jarang aksa mengeluh kesakitan apalagi kalau ada sisa makan yang tertinggal.

Akhirnya setelah melewati bujukan dan rayuan, pada bulan oktober 2011, terpaksa bolos sekolah (tapi sudah ijin Bu Rina wali kelasnya aksa),  aksa berhasil juga dibawa ke RSGM Prof. Soedomo,  Fakultas Kedokteran Gigi  (FKG) UGM.

Aksa berangkat bersama ayah dan bunda. Sampai di FKG teryata dapat nomor absen 1, Alhamdulillah ga pakai ngantri. Tetapi teryata dugaan bunda salah, teryata memang ngantri tetapi nunggu dokternya datang huuuhhh… teryata hampir 1 jam nunggu, aksa juga sudah mulai bosan.

Terpaksa aksa diajak ke taman sekitar FKG, sempat main petak umpet,  tapi kalau sudah ingat mau diperiksa giginya hehhee..aksa mulai rewel lagi. Untung sekitar jam 09.15 menit, dokter yang ditunggu sudah datang.

Mengapa periksa gigi aja harus ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada sih..?? Pilihannya karena Ayah pernah periksa ditempat yang sama dan tempatnya ga jauh dari kantor ayah hehehe..

Keunggulan dari RSGM FKG UGM adalah pelayanan kesehatan gigi yang terpadu dan paripurna. Setiap keluhan yang dihadapi pasien akan ditangani secara tuntas dan menyangkut semua aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Setiap pasien akan ditangani secara khusus berdasarkan kasus yang diderita, oleh tenaga professional dengan peralatan yang lengkap dan steril ( sumber : http://www.fkg.ugm.ac.id).

Untuk dokter yang menangani kita diberi beberapa  pilihan , ada dokter spesialis, residen dan coach. Jadi tinggal menyesuaikan dengan isi kantong kita bisa memilih.

Untuk aksa, ayah memilih dokter residen yaitu dokter gigi tapi  belum punya ijin praktek diluar atau dokter yang lagi ambil spesialis…(maaf ya para pembaca untuk yang ini infonya bunda kurang jelas) .

Melihat berbagai peralatan dari setiap ruangan yang dilewati…hihh..aksa makin bergidik…rewel ..dan tidak henti-henti berucap…”ga mau bunda, aku ga mau di bor…”

bunda ikutan gelisah, kasihan juga melihatnya, tetapi membayangkan aksa kecilku kesakitan setiap ada makanan yang masuk ke lubang giginya, bunda berusaha menguatkan hati.

Tidak perlu menunggu lama, setelah aksa siap di ruang periksa, dokternya pun datang.

Hmm..Alhamdulillah dokternya cukup komunikatif untuk mengajak aksa ngobrol.. mulai ditanya namanya, sekolah, kelas berapa…apalagi ya..sampai bunda lupa :). Sempat ada insiden kecil, aksa terlalu panik mungkin mo ambil cangkir untuk berkumur sampai airnya tumpah.

Mmm…sempat kaget juga..!

Setelah dilakukan pengecekan sana-sini, dokter menyarankan untuk dilakukan rontgen karna gigi yang berlubang cukup dalam. Rontgenpun dilakukan dan hasilnya juga tidak perlu menunggu lama. Kembali lagi keruang periksa, setelah hasil rontgen diserahkan ke dokter selanjutnya  gigi aksa mulai di BOR..!!.

Ayah dan bunda sempat deg-degan takut aksa ngamuk , waktu ‘pengeboran’,

tapi Alhamdulillah..aksa bisa menikmati.. Cukup lama juga dokter meng-Bor gigi aksa, sempat ikutan ngilu mendengar suara alat bornya ketemu dengan gigi imut aksaku. Sabar ya nak…! Setelah pekerjaan bor giginya selesai, dilajutkan dengan penambalan gigi tetapi tambalannya tidak permanen dan diberi pesan untuk kembali 1 minggu lagi untuk dilakukan penambalan permanen.

Akhirnya proses pemeriksaan gigi selesai tanpa insiden dan setelah urusan administrasi selesai kami keluar dari ruang periksa. Sampai diparkiran, aksa mulai berceloteh…’tak kirain bornya gede..

‘hahahhahahaha…. serempak ayah dan bunda tertawa terpingkal-pingkal, teryata selama ini ketakutannya di ajak ke dokter gigi hanya karna dalam bayangannya alat Bornya segede badannya.. 🙂

Alhamdulillah, sampai sekarang aksa makin rajin gosok gigi dan tidak ada lagi keluhan giginya sakit meskipun bunda mengabaikan saran dokter untuk membawa aksa kembali ke RSGM FKG UGM untuk tambal gigi permanen.. 😉

 

2 Replies to “Pengalaman Aksa ke dokter gigi”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *