Awal tahun 2017 memulai dengan 2 novel Tentang Kamu dan Cinta Mati Dasamuka. Dari 2 novel tersebut saya lebih suka pada kisah Rahwana (entah kenapa..). Tentang kamu , menurutku sih.. ga ada yang bisa dikomentari alias biasa saja, memang sih banyak kejutan diakhir-akhir cerita tapi tetap saja ga bikin saya baper 🙂 . Jadi kali ini saya mau bahas kisah Rahwana.
Ini sinopsis lengkap yang saya ambil dari laman divapress
“Adik-adikmu tak akan pernah membencimu, Ngger. Mereka semua justru sangat menyayangimu.”
“Mereka semua kini menentangku.”
“Aku tahu Wibisana memang sejak kecil selalu melawanmu, tapi kalau kowe mau sedikit berpikir, dia sebenarnya adalah akal dari keberanianmu.”
“Dan kini Kumbakarna juga tak mau bicara denganku,” kata Dasamuka, terdengar seperti meratap.
“Bila kowe mau sedikit berpikir, Kumbakarna bisa menjadi perasaan bagi kekuatanmu.”
“Hanya Sarpakenaka yang tak pernah melawanku, tapi dia tak banyak membantu.”
“Dia juga istimewa, Ngger. Hidupnya terbelenggu oleh nafsu. Kita semua prihatin dengan takdirnya yang memimpin diri saja dia tidak mampu.”
“Apa yang harus kulakukan, Eyang?”
Dia bernama Rahwana. Kemudian nama itu berganti menjadi Dasamuka. Merupakan anak sulung dari pasangan yang telanjur melakukan kesalahan, Wisrawa dan Sukesi. Tapi mungkin tak sepenuhnya salah, karena ilmu Sastrajendra memang selalu membawa hal-hal yang sulit dimengerti.
Takdir telah mengikat mereka, empat bersaudara. Sampai kemudian rasa cinta itu tumbuh. Cinta yang justru membawa perpecahan di antara mereka. Cinta yang mereka definisikan berbeda. Begitu erat mereka pegang meski harus mati.
~~~~~~ ~~~~~~~
Sebelumnya saya juga sudah membaca kisah Ramayana versi lengkap dari C.Rajagopali, lalu Shinta Obong (Adi Kresna) , Rahvayana ‘aku lala padamu’ (Sujiwo Tedjo) dan terakhir Cinta mati Dasamuka (Pitoyo Amrih).
Dan entah kenapa , saya menjadi tersihir untuk tidak ‘nge-Fans’ ke tokoh utama yang super sempurna “RAMA”, entah karena alur cerita di 3 novel terakhir yang saya baca , penokohan Rama tidak lagi seperti di novel C. Rajagopali …entahlah..
dan fakta saya ikut jatuh cinta pada tokoh ‘Rahwana’.. Whattt…!!! ..
Entah kebenaran sebuah cerita atau ego si penulis membawa cerita jadi terbalik balik.. dan ke-3 kisah Rahwana di buku terakhir berhasil memutarbalikkan kesan saya terhadap Rahwana, karena cinta terkadang datang begitu saja ..tanpa tanya…dan tanpa alasan..
Jadi teringat film Cinderela tahun 2014 , dimana ternyata Cinderela memang sengaja meninggalkan sepatunya dengan harapan si pangeran mengejar dan setelah sang pangeran terpikat dan tergila-gila tanpa banyak yang tau si Pangeran ‘ber-selingkuh’ dengan gadis lain (film INTO the WOODS). Ahh..!!. penulis dan sutradara memang punya kuasa untuk mengubah jalannya sebuah cerita..tak terkecuali cerita yang sudah mengakar dan melekat dihati orang.. dan siapa yang berhak mengubah takdir sebuah cerita dan lakon ??
Seperti kehidupan kita, ada MAHA SUTRADARA yang mengatur hidup kita sesuai keinginan-Nya dan PASRAH adalah satu-satu jalan kita untuk mensyukuri nikmat-Nya..bukankah kita memang seperti debu dihadapanNya.
Di ujung gelap nya hati Rahwana, ada Cinta yang besar dan putih …andai Shinta tau itu… #ah sudah lah…