Bunda sama Ayah sempat perang kecil untuk memutuskan apakah Aksa sudah layak diberi sepeda. Menurut Ayah, sepeda bisa membuat Aksa bermain sambil berolahraga, sementara Bunda merasa waktu untuk mendampingi Aksa bermain sepeda sangat minim (biasa Bunda sudah ketakutan duluan, soalnya Bunda ga berani ngebayangin sesuatu yang buruk menimpa Aksa). Akhirnya seperti biasanya lomba ‘DEBAT’ dimenangkan Bunda sehingga diputuskan untuk membeli Simbal alias drum 2 dengan chess 1 (Bunda sudah pusing, soalnya panci pada bolong semua dipukul Aksa pake stik dari Boksnya waktu bayi). Ayah akhirnya terpaksa menyetujui, karena bosan dengan panci, pukulan stik aksa beralih ke roda 4 Ayah. Dengan 300 ribu (tabungan ayah buat aki mobil) melayang ke salah satu toko perlengkapan alat music di jl. Mataram. Cuma sayang ga sampai 2 minggu, drank drenk cesss… ga terdengar lagi, Aksa mulai bosan…, karena Crazy Taxy (Taksi Gila…..) dengan lagu ‘Superman is dead’ teryata telah menyihir Aksa untuk melupakan alat musicnya yang sudah Bunda perjuangkan dengan merayu Ayah, dan akhirnya hanya jadi koleksi di kamar mbak Ika (yang momong Aksa sekarang).